Melalui PAPEDA pembelajaran semakin inovatif, kreatif dan variatif

MODEL PAPAEDA

Pengembangan Pembelajaran Daring.

MODEL PAPEDA

Melalui PAPEDA pembelajaran semakin inovatif, kreatif dan menyenangkan.

MODEL PAPEDA

Melalui PAPEDA pembelajaran semakin inovatif, kreatif dan menyenangkan.

MODEL PAPEDA

Melalui PAPEDA pembelajaran semakin inovatif, kreatif dan menyenangkan.

MODEL PAPEDA

Melalui PAPEDA pembelajaran semakin inovatif, kreatif dan menyenangkan.

Selasa, 01 November 2022

PROFILE PELAJAR PANCASILA

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah karakteristik dari Pelajar Indonesia yang termanifestasi dalam akhlak yang mulia terhadap diri sendiri, sesama manusia, alam, dan negaranya. Berpikir dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai ketuhanan sebagai panduan untuk memilah dan memilih yang baik dan benar, serta menjaga integritas dan keadilan.

“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.” 

Pelajar Indonesia senantiasa berpikir dan bersikap terbuka terhadap kemajemukan dan perbedaan, serta secara aktif berkontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan manusia sebagai bagian dari warga Indonesia dan dunia. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Pelajar Indonesia memiliki identitas diri selaku representasi budaya luhur bangsa, menghargai dan melestarikan budayanya, sambil berinteraksi dengan berbagai budaya lainnya. Ia peduli pada lingkungannya dan menjadikan kemajemukan yang ada sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong. 

Terdapat enam elemen dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Keenam elemen ini dilihat sebagai satu kesatuan yang saling mendukung dan berkesinambungan satu sama lain.

Pelajar Indonesia merupakan pelajar yang mandiri. Ia berinisiatif dan siap mempelajari hal-hal baru, serta gigih dalam mencapai tujuannya. Pelajar Indonesia gemar dan mampu bernalar secara kritis dan kreatif. Ia menganalisis masalah menggunakan kaidah berpikir saintifik dan mengaplikasikan alternatif solusi secara inovatif. Ia aktif mencari cara untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri dan bersikap reflektif agar dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi kepada bangsa, negara, dan dunia.

Kamis, 17 Februari 2022

CHARACTER BUILDING

Pendidikan Karakter menjadi isu yang sangat hangat terhitung mulai dari diberlakukannya pendidikan karakter secara nasional di semua jenjang pendidikan diawali dari tingkat sekolah dasar. Dalam berbagai forum ilmiah banyak dibahas dan didiskusikan tentang pendidikan karakter. Sementara dalam Islam pendidikan karakter bukan perkara baru. Dalam diskursus pendidikan Islam, pendidikan karakter memiliki istilah tersendiri yaitu pendidikan akhlak.

Kata karakter berasal dari kata Yunani, yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku Melalui pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia, tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya. 

Pendidikan karakter merupakan hal utama yang diperhatikan di lingkungan SD CIS, hal ini karena pendidikan karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seeorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah mora. Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Secara Eksplisit Pendidikan Karakter merupakan amanat UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menegaskan bahwa: "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". Pendidikan karakter dalam Islam berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadits. Berikut beberapa ayat al-quran dan hadits yang berbicara tentang karakter:  Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (Q.S. 31: 13). 

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk halhal yang diwajibkan (oleh Allah) (Q.S. 31: 17).

Pendidikan Karakter merupakan amanat Undang undang No 20 Tahun 2003. Dalam Islam pendidikan karakter memiliki istilah tersendiri, yaitu pendidikan akhlak. Para filosof muslim merumuskan bahwa tujuan dari pendidikan bermuara pada akhlak. Siswa SD sangat penting mendapatkan pendidikan karakter mengingat pada usia ini siswa harus sudah memiliki sikap tanggung jawab, kepedulian dan kemandirian sesuai dengan tahap perkembangan moral.

Rabu, 01 April 2020

MODEL PAPEDA PAI

Model Pengembangan Pembelajaran Daring

Papeda merupakan singkatan dari “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Daring”, secara bahasa Daring (dalam jaringan) atau on-Line (Bahasa Inggris), model “Papeda“ berarti model pembelajaran yang mengadaptasikan perkembangan Informasi dan Teknologi salah satu contohnya keberadaan jaringan internet. Beberapa program aplikasi dari jaringan internet yang dapat dimanfaatkan yaitu web-Blog. Yaitu aplikasi inforasi teknologi berbasis internet yang dapat digunakan sebagai media dala proses pembelajaran.

Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Internet World Stats,[dari sekitar 7 milyar populasi dunia hampir 2,4 milyar merupakan pengguna internet, yang berarti sekitar 34% penduduk dunia telah memiliki akses ke internet, dengan porsi pengguna terbanyak di Asia berkisar 44,8% dari seluruh pengguna internet dunia dengan pengguna usia anak sampai remaja merupakan jenjang usia terbanyak dalam mengakses internet.

Teknologi informasi mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Ada tujuh fungsi pembelaaran daring dalam pendidikan, yaitu sebagai sumber belajar, alat bantu belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, dan sebagai infrastruktur.  Data statistik yang dijeaskan di atas menunjukkan perkembangan TIK terutama perkembangan internet tersebut bisa dijadikan sebagai solusi inovasi dalam proses pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis web atau dikenal dengan istilah Daring. Daring adalah pengelolaan pembelajaran melalui media internet atau web, yang meliputi aspek materi, evaluasi, interaksi atau komunikasi dan kerjasama.